Jumlah korban virus korona baru (Covid 19) di Indonesia terus bertambah dan penularannya pun semakin meluas ke provinsi lain. Pemerintah pun semakin tegas meminta masyarakat untuk melakukan social distancing dan phisical distancing dengan menjaga jarak masing-masing orang sejauh 1 meter.
Pemberlakuan phisical distancing ini sudah barang tentu berimbas pada banyak pihak, diantaranya pelaku usaha jasa makanan di Jakarta. Salah satunya organisasi perhimpunan pengusaha resto, cafe, dan catering yang tergabung dalam APJI. Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia ( APJI ) DKI mengakui kondisi ini berpengaruh pada bisnis anggotanya. Menurut Tashya Megananda selaku ketua APJI DKI, merebaknya virus Covid 19 di Indonesia, terutama di Jakarta sangat terasa dampaknya. Terutama ketika sudah diserukan untuk mengurangi kegiatan di luar rumah atau social distancing.
Dari data survey pada bulan Maret 2020 terjadi penurunan omset di industri restoran sebesar 25%-50% dari penjualan normal. Kemungkinan minggu depan bisa mencapai 80%. Untuk perusahaan yang bergerak di catering industri /korporasi, selama pabrik atau perusahaan masih terus bekerja dan membutuhkan makanan, tidak ada perubahaan signifikan. “Namun catering / venue wedding, rata sebagian besar event ditunda sampai waktu yang lebih aman, di tiga bulan ke depan.” ungkap Tashya dalam keterangan pers.
Dalam kondisi ini, selaku ketua APJI DKI Tashya menganjurkan kepada anggota agar melakukan inovasi penjualan dengan cara online dan delivery service. Cara ini, kata Tashya, sedikit bisa membantu penjualan. “Dalam masa kondisi yang kurang kondusif ini, harapan kami pemerintah bisa memberikan penangguhan untuk biaya listrik , cicilan pinjaman/ kredit bank, dan menahan kenaikan bahan baku pangan. Kami juga mengharapkan bantuan memberikan disinfektan dan pengukur suhu badan kepada restoran dan catering services,” ujarnya Tak hanya itu, APJI siap mendukung dan membantu pemerintah dengan pengalaman dan sertifikasi yang dimiliki anggota APJI guna memberikan pelayanan jasa boga bagi warga Jakarta pada masa social distanding, untuk memenuhi imunitas serta gizi warga Jakarta.